Breaking News:

latest

Ads Place

Dulu Namanya Bukan Pulau Samosir, Melainkan...

Foto : Instagram - @bataktive BATAKTIVE.COM, SEJARAH - Berdasarkan fakta ilmiah ternyata Pulau Samosir itu dulu belum bernama dan pena...

Foto : Instagram - @bataktive
BATAKTIVE.COM, SEJARAH - Berdasarkan fakta ilmiah ternyata Pulau Samosir itu dulu belum bernama dan penamaannya tergantung wilayah dimana orang bermukim. Hal itu terungkap dalam buku Toba Na Sae, karangan Sitor Situmorang.

Menurut Sitor, pulau di tengah danau itu dulunya tak punya nama khusus. Ia dinamai berdasarkan cara pandang orang-orang Batak berdasarkan peta bius lama dan peta genealogis (asal-usul) marga. Sebelum abad ke-19, orang-orang yang tinggal di Haranggaol menyebut pulau di tengah danau sebagai Tano ni Sumba, artinya tanah atau wilayah Sumba.

Dapat dipahami bahwa Tano ni Sumba mengacu pada pengertian bahwa tanah itu milik kelompok marga-marga Sumba. Sementara di Balige (wilayah selatan Danau Toba), orang-orang berkata bahwa pulau itu Tano ni Lontung, atau wilayah Lontung. Yang artinya adalah wilayah milik kelompok marga Lontung atau Tateabulan.

"Semula pulau ini memang tidak memiliki nama khusus," tulis Sitor Situmorang dalam bukunya. Lalu kapan pulau itu dinamai Samosir.

Menurut Sitor, Belanda menamai pulau itu Samosir pada awal tahun 1908 setelah Belanda memasukkan kawasan itu ke dalam Distrik Samosir dalam peta administratif kolonial. Sedangkan Samosir diambil dari nama sebuah desa di ujung paling selatan pulau tersebut.

Teryata pulau itu memang dikuasai secara genealogis. Bagian utara dikuasai oleh bius-bius yang didirikan leluhur-leluhur marga Sumba, sedangkan bagian selatan dikuasai oleh bius-bius yang didirikan leluhur kelompok marga Lontung. Masing-masing kelompok ini mengakui adanya batas imajiner yang memisahkan kedua wilayah.

Ada kesepatakan tak tertulis yang dipahami dan diakui secara bersama-sama yang memisahkan bagian utara dan selatan. Garis itu dikhayalkan membentang dari pantai timur (Ambarita/Tomok) hingga pantai Barat (Palipi). Itulah mengapa orang Balige (Toba Holbung) menyebut pulau itu sebaga Tano ni Lontung, sedang di sebelahnya, menghadap Simalungun, pulau itu disebut Tano ni Sumba.

Bagikan info ini ke-sesama Orang Batak.
Sumber: Toba Na Sae, Sitor Situmorang

No comments

Harap memberikan komentar yang mendukung kemajuan blog ini.
Terimakasih!!!

Iklan