Breaking News:

latest

Ads Place

Dalihan Na Tolu Sudah Tidak Berarti? Ada Apa Dengan Suku Batak?

Dalam setahun telah lahir Putra batak Fenomal E.Lumban Gaol & H.Simamora yang kemungkinan satu alumni dari kampus ternama di salah sa...

Dalihan Na Tolu Sudah Tidak Berarti? Ada Apa Dengan Suku Batak?


Dalam setahun telah lahir Putra batak Fenomal E.Lumban Gaol & H.Simamora yang kemungkinan satu alumni dari kampus ternama di salah satu kota "Parbeguan" di daerah tanah batak yang di sponsori lucifer guru dari semua iblis yang mampu mematikan KASIH".

E.Lumban Gaol tersangka pembunuh Veriona Gultom(21) di daerah gunung putri-Bogor pada tgl 25-02-2018 dimana tersangka adalah kekasih korban dan Zenajah korban di bawa kekampung halamannya di desa sitamiang,kecamatan onan runggu.

Betapa sedihnya keluarganya yang mengharap kiriman dan sebuah pernikahan harus menelan pil pahit dengan di hadiahi seorang zenazah putrinya sendiri.

H.Simamora tersangka pembunuh satu keluarga di bekasi (Diperum Nainggolan dan istrinya br.ambarita beserta kedua anaknya Sarah dan Arya) pada hari selasa 13-11-2018.Dimana tersangka ini masih keluarga korban anak namborunya boru ambarita atau pariban berarti angginya nainggolan.jenajah ke empat korban dibawa ke samosir.

Kedua kejadian ini sama-sama korbannya dari samosir dan pelakunya orang terdekat,memang mendengarnya sangat miris dan semakin jauh dari "HOLONG" itu sendiri. Pada hal kita sebagai orang batak harusnya bangga dengan adat yang mendahulukan "HOLONG" dengan dalihan "NATOLU" nya.
- Somba marhula-hula
- Elek Marboru
- Manat Mardongan tubu.

Sekarang kenyataannya jauh dari itu semua,apa mungkin karena zaman sudah berubah,tidak perlu lagi silaturahmi karena dengan Video Calll saja kita sudah puas. Saya merantau ke pulau jawa tahun 1997 ketemu orang batak saja bangganya luar biasa dan terasa seperti saudara apalagi ketemu satu marga luar biasa indahnya.Dan saat itu saling membantu cari pekerjaan,yang sangat mengagumkan hampir setiap marga ada punguan naposo,natal bersama dan main bola antar marga.disetiap gereja aktif kegiatan Naposo.Kita kalau martandang datangnya ke gereja dan sepulang gereja si wanita kita antar pulang kerumahnya dan makan indomie rame-rame, indahnya.



Sekarang Faktanya mengharukan dan merosot yang seharusnya kemajuan teknology membuat kita maju dari segala hal,tapi sekarang makin krisis:
*Krisis persaudaraan
*Krisis Holong
*Krisis Silaturahmi
*Krisis Moral
*Krisis Etika
Sekarang anakmuda sekarang dalam bertutur katapun di medsos sudah gak tau bahasa yang sopan,siaran langsung sudah kayak preman.

Survey kesemua gereja seberapa aktif naposo sekarang,karena nyari naposo sekarang sdh gampang,tinggal isi kuota 10 rb sdh bisa live dengan ratusan wanita/laki2,pada hal zaman dulu kita harus berjuang bawa jeruk atau apalah itu terkadang kita ajak makan bersama di lapo,indahkan.
Sudah banyak orang batak ketemu di jalan gak ngaku orang batak,pada hal logat dan bahasanya sama seperti saya.

Kalau sudah terjadi kasus-kasus seperti ini,dimanakah peranan :
1.Gereja
2.Keluarga.
3.Parmargaon
4.Parsahutaon
5.Raja adat,Parsinabung.

Secara adat salahkah Marga Pembunuh minta maaf kepada keluarga "KORBAN" Pada hal setiap marga sudah ada punguan "SEDUNIA" Pada hal dengan mewakili minta maaf sudah menghibur keluarg korban.

Tapiiiii Coba kalau dalam satu marga itu di angkat jadi pejabat......wehhhhhhhhh tanpa diundang ketua marganya dan parsinabungnya langsung datang membawa *Ulos*wkwkwkkwkwkkwkkwkwk
#JANGAN TERLALU MENJUNGJUNG HARGA DIRI,BILA KAMU SENDIRI TIDAK MAMPU MERENDAHKAN DIRI.#

MANUSIA BERSIFAT KHILAF MAKANYA MEREKA TEGA MELAKUKANNYA.

DIBALIK KEKEJIAN/KEBIADAPAN MEREKA PASTI TERSIMPAN PENYESALAN YANG PALING DALAM.

BOLEH KAMU MENGHUJAD MEREKA BILA KAMU BENAR DALAM HIDUPMU.

BERDOALAH DENGAN SUNGGUH2 AGAR TIDAK ADA KELUARGAMU SEPERTI MEREKA.

Tulisan ini diambil dari : Facebook.com

No comments

Harap memberikan komentar yang mendukung kemajuan blog ini.
Terimakasih!!!

Iklan