Breaking News:

latest

Ads Place

Peranan dan Fungsi Tulang Pada Batak-Toba

  Tulang Pada Batak Toba PENDAHULUAN Bataktive.com -  Tulang pada Batak-Toba memiliki fungsi, peran sangat strategis sehingga keberadaan Tul...

 

Peranan dan Fungsi Tulang Pada Batak-Toba
Tulang Pada Batak Toba


PENDAHULUAN

Bataktive.com - Tulang pada Batak-Toba memiliki fungsi, peran sangat strategis sehingga keberadaan Tulang pada ulaon adat tidak boleh diabaikan atau disepelekan yang merupakan salah satu unsur Dalihan Na Tolu (DNT) yakni Hula-Hula (hula-hula, tulang, bona tulang, bonaniari, tulang rorobot, hula-hula namarhaha-maranggi, hula-hula na poso/parsiat, hula-hula simanjungkot), Dongan Tubu, Boru/Bere.

Namun pada era belakangan ini keberadaan tulang cenderung tidak begitu dipentingkan oleh sebahagian orang terlebih setelah berumah tangga/kawin (baca: marhasohotan) dengan perempuan bukan boru ni tulang (baca: ndang mangalap boru ni tulang).

Si Bere cenderung hanya menghormati dan mementingkan mertuanya dibandingkan tulangnya hingga muncul adagium “tulang ni na mate” yang mencerminkan kerenggangan hubungan antara tulang dengan berenya. Bila hubungan tulang dengan bere selalu harmonis semasa hidup tidak akan muncul istilah “tulang ni na mate”. Tetapi pasca perkawinan seorang bere tidak pernah lagi berhubungan dengan tulangnya sebab si bere cenderung hanya berfokus pada mertua (baca: simatua)  yakni hula-hula dari istrinya.

Padahal fungsi dan peran tulang terhadap bere pada Batak-Toba sungguh paling penting sejak dari lahir, berumah tangga/kawin, meninggal, dan mengongkal holi. Selanjutnya, ada ungkapan Batak-Toba menyatakan “tulang tidak bisa diganti, sedangkan mertua bisa diganti “ yang menunjukkan betapa tingginya eksistensi tulang pada Batak-Toba. Mengganti dan/atau menambah istri (baca: na nialap) bisa terjadi sedangkan mengganti ibu/mamak (baca: inang pangintubu) tidak bisa.

Tulang  adalah saudara laki-laki ibu/mamak sedangkan mertua (baca: simatua) adalah hula-hula istri. Misalnya, jika seseorang mempunyai dua istri (baca: marsidua-dua) maka mertuanya (baca: hual-hula) tentu saja menjadi dua sedangkan tulang tidak bisa diganti atau ditambah.

Pemahaman demikian harus diketahui dengan baik dan benar sehingga tidak ditemukan istilah “tulang ni na mate” atau menganggap enteng terhadap tulangnya sembari mengagung-agungkan mertuanya saja. Sementara bila terdesak misalnya ketika meninggal akan mencari-cari tulangnya agar ada pasahat ulos Saput atau ulos Tujung.

Fenomena pembentukan perkumpulan (baca: punguan marga) Batak-Toba yang tidak mengikutsertakan bere patut dicermati dengan seksama sebab boru tidaklah berarti apa-apa bila tidak berketurunan (baca; ndang marrindang). Arti penting boru terletak pada anak-anaknya (baca: ianakhon) sehingga tidak memasukkan bere (baca: laki-laki) ke dalam perkumpulan (baca: punguan marga) Batak-Toba perlu dianalisis dengan cermat agar punguan marga jangan menjadi “tulang ni na mate”.

PERAN TULANG :
PENUTUP

Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan dan fungsi Tulang pada Batak-Toba memiliki arti strategis terhadap bere sejak dari lahir (baca: manopak parsambubuan), melangkah ke jenjang perkawinan (baca: paborhat laho mangoli), pesta perkawinan (baca: pasahat ulos tintin marangkup/ungkap hombung), ketika meninggal dunia (baca: pasahat ulos saput) atau ketika istri meninggal dunia (baca: mabalu pasahat ulos tujung), dan di saat mengangkat tulang-belulang (baca: mangongkal holi/saring-saring) menampung (baca: manampin) tulang-belulang (baca: holi/saring-saring) berenya.
  
Kekurangpahaman tentang peran dan fungsi Tulang terhadap bere sejak lahir hingga meninggal dunia menyebabkan kekeliruan pemahaman di dalam kehidupan sehari-hari. Hingga timbul kecenderungan mengutamakan mertua (baca: hula-hula) dibandingkan Tulang. Padahal peran dan fungsi Tulang jauh lebih besar dibandingkan dengan mertua hingga ada ungkapan mengatakan,”amak do rere, anak do ibebere” yang bermakna bahwa hubungan antara Tulang dengan Bere seperti hubungan bapak dengan anak.

Tulang adalah labuhan pengaduan (baca: pangalualuan ni nipi) sehingga bila terjadi poerselisihan antara na marhaha-maranggi seperti pembagian harta warisan orang tua maka Tulang berperan sebagai timbangan yang adil terhadap seluruh bere tersebut. Bukan mertua (baca: hula-hula istri), sehingga amat keliru besar apabila tidak memahami dengan paripurna peran dan fungsi Tulang pada Batak-Toba.



Biodata Penulis :
Thomson Hutasoit - Direktur Eksekutif LSM Kajian Transparansi Kinerja Instansi Publik (ATRAKTIP), Sekretaris Umum Punguan Borsak Bimbinan Hutasoit, Boru, Bere Kota Medan Sekitarnya, Wakil Sekretaris II Parsadaan Pomparan Toga Sihombing (PARTOGI) Kota Medan Sekitarnya, Penasehat Punguan Toga Lumban Gaol Sektor Helvetia Medan, Wakil Sekretaris Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Sumatera Utara, Wakil Pemimpin Redaksi SKI ASPIRASI, tinggal di Medan.

Tulisan ini telah tayang di : https://thomsonhutasoit.blogspot.com/2012/07/peranan-tulang-pada-batak-toba.html

No comments

Harap memberikan komentar yang mendukung kemajuan blog ini.
Terimakasih!!!

Iklan